Ketika semua sibuk memberikan pemahaman dan argumentasi tentang hidup kita.
Maka kita terbelenggu dalam sebuah sikap dimana kita harus memilih persepsi atau tetap pada sebuah tujuan yang kita tetapkan.
Pada saat ini momentum untuk memantapkan hati menjadi sebuah jembatan penolong untuk bisa tetap menetapkan hati dan tujuan kita.
Maka yang akan menjadi sebuah pertanyaan adalah seberapa mantapkah hati kita?
Pada titik kemapanan dalam berpikir sebuah konsistensi untuk memantapkan hati mungkin terlihat mudah, namun tidak demikian bagi jiwa-jiwa yang tidak menyiapkan pandangan kedepan untuk hidupnya.
Jadi apa yang salah dari semua ini?
Kesalahan dari semua hal ini adalah karena kita tidak memutuskan untuk membentuk diri kita seperti apa, kebanyakan jiwa memiliki kecenderungan untuk mencari. Padahal sang pencari itu tidak pernah sadar apa yang dicarinya sebenarnya ada di depan pandangannya.
Kesibukan rutinitas membuat semuanya menjadi semakin samar, hingga pada akhirnya belenggu waktu dan materi mengikat diri untuk mengetahui makna kehidupan sebenarnya. Hingga tanpa sadar ketika menua semua menjadi semakin kehilangan arah dan kematangan dalam bertindak.
Situasi ini terkadang membuat sebuah zona penyesalan mendalam hingga akhirnya membuat seseorang dalam sebuah situasi dilematis.
Maka satu-satunya cara untuk bisa menjadi seseorang yang konsisten adalah memutuskan hal terbaik untuk kita saat ini juga dan biarkan orang lain berkoar tanpa tujuan.
Hanya kita yang tahu apa yang terbaik untuk kita.
Hanya kita yang mengerti diri kita melebihi orang lain.
Karena itulah kita hidup….
Maka kita terbelenggu dalam sebuah sikap dimana kita harus memilih persepsi atau tetap pada sebuah tujuan yang kita tetapkan.
Pada saat ini momentum untuk memantapkan hati menjadi sebuah jembatan penolong untuk bisa tetap menetapkan hati dan tujuan kita.
Maka yang akan menjadi sebuah pertanyaan adalah seberapa mantapkah hati kita?
Pada titik kemapanan dalam berpikir sebuah konsistensi untuk memantapkan hati mungkin terlihat mudah, namun tidak demikian bagi jiwa-jiwa yang tidak menyiapkan pandangan kedepan untuk hidupnya.
Jadi apa yang salah dari semua ini?
Kesalahan dari semua hal ini adalah karena kita tidak memutuskan untuk membentuk diri kita seperti apa, kebanyakan jiwa memiliki kecenderungan untuk mencari. Padahal sang pencari itu tidak pernah sadar apa yang dicarinya sebenarnya ada di depan pandangannya.
Kesibukan rutinitas membuat semuanya menjadi semakin samar, hingga pada akhirnya belenggu waktu dan materi mengikat diri untuk mengetahui makna kehidupan sebenarnya. Hingga tanpa sadar ketika menua semua menjadi semakin kehilangan arah dan kematangan dalam bertindak.
Situasi ini terkadang membuat sebuah zona penyesalan mendalam hingga akhirnya membuat seseorang dalam sebuah situasi dilematis.
Maka satu-satunya cara untuk bisa menjadi seseorang yang konsisten adalah memutuskan hal terbaik untuk kita saat ini juga dan biarkan orang lain berkoar tanpa tujuan.
Hanya kita yang tahu apa yang terbaik untuk kita.
Hanya kita yang mengerti diri kita melebihi orang lain.
Karena itulah kita hidup….
yapZz.... aku setuju sama sarannya untuk menjadi seseorang yg konsisten ., ., :)
BalasHapuskarena menurutku hidup itu terkadang seperti uang logam,. ,
terkadang orang lain hanya melihat satu sisinya saja, ga' dilihat lagi sisi yang satunya..
jadi, kalo menurut kita benar/terbaik.. ya kita jalani.. karena orang lain jg ga' tau apa yg kita pikirkan.. karena yang kita pikirkan pastinya hal yang terbaik...
Lam knaL yah..!?!!